Menurut para ahli di bidang air minum, ada beberapa jenis air minum yang saat ini beredar di pasaran bebas, seperti yang Pecel Urap-Urap kutip dari laman Kompasiana, yaitu :
- Air Artesian:
Berasal dari sumber yang terlindungi (aquifier); Level sumber air harus berada dalam ketinggian tertentu diatas sumber air aquifier; Dikenal juga dengan air sumur artesian.
- Air Distilasi
Air
yang telah diubah menjadi uap untuk menghilangkan segala unsur yang ada
pada sumber; Uap kemudian didinginkan untuk menjadi air yang layak
diminum - tanpa mineral apapun; Karena bersifat tidak mengandung mineral
apapun, air distilasi sering dipergunakan untuk fabrikasi obat-obatan
dan juga sebagai campuran obat-obatan kering.
- Air ber-fluor
Mengandung
fluor yang ditambahkan pada air, dengan jumlah sesuai dengan ketentuan
department kesehatan; Beberapa sumber mata air & sumur artesian
mengandung fluor secara alami, dalam jumlah yang sedikit.
- Air Mineral
Harus mengandung tidak kurang dari 250 ppm (parts per million) total dissolved solids
(TDS) atau total unsur padat yang biasanya adalah mineral di dalam
air; Harus diambil dari sumber air bawah tanah yang secara geologis
maupun fisik terlindungi; Dibedakan dari jenis air lain dengan
ditemukannya berbagai jenis mineral di dalam air; Pada air mineral
tidak boleh diberikan mineral tambahan.
- Air Purifikasi
Di produksi secara distilisasi, ionisasi, reverse osmosis
atau methoda lain yang sesuai dan diperbolehkan oleh standard
purifikasi air yang berlaku; Biasa juga disebut sebagai air demin (demineralised water - air tanpa mineral)
- Air karbonasi
Berisi carbon dioxide setelah melalui perlakuan khusus; Air soda, air tonic bukan air minum & dimasukkan dalam kategori.
- Air sumber gunung (mengalir sendiri)
Didapat
dari bawah tanah dan mengalir dengan sendirinya menuju ke permukaan
bumi; Keluar dari bawah bumi, dari bentuk-bentuk yang terjadi pada jaman
dahulu kala; Harus diambil dari mata air langsung atau melalui
pengeboran untuk menampung & mencari lokasi air sumber bawah tanah
ini.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang diproses dengan distilasi atau reverse osmosis
tidak banyak mengandung ion fluor yang seringkali ditemukan di dalam
air tanah. Air ini dapat meningkatkan kemungkinan kerusakan gigi karena
kurangnya elemen ini, apabila tidak ditambah dengan pasokan fluor dari
sumber makanan & minuman lain.
AMDK
yang mengandung terlalu banyak mineral & tidak sesuai dengan
Standard Nasional Indonesia yang berlaku, juga tidak baik untuk tubuh
dan konsumsi yang berlebihan akan menimbulkan hypercalcemia (kondisi
kelebihan kalsium) yang akan meningkatkan resiko batu ginjal dalam
jangka waktu panjang.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar, Kritik & Saran yang Sopan dan Tanpa Spam...